Bagi kawan-kawan yang tinggal di daerah perumahan, pengolahan sampah biasanya tidak akan jadi masalah yang terlalu besar. Di daerah perumahan, biasanya sudah ada pemulung yang akan berkeliling setiap hari tertentu. Warga perumahan biasanya hanya cukup membayar sebanyak sekian ribu setiap bulannya kepada pemulung sampah tersebut.
Masalahnya berbeda jika rumah kita tidak di lokasi perumahan (misalkan di desa). Pengelolaan sampah non-perumahan biasanya dilakukan secara mandiri. Karena halaman belakang rumah-rumah di desa biasanya masih luas, maka yang dilakukan biasanya adalah dengan membuat "jugangan" atau lubang tanah tempat menampung sampah. Jika sudah penuh, maka jugangan ini ditutup tanah kemudian dibuat jugangan di tempat lain.
Metode jugangan ini kelihatan bisa menyelesaikan masalah karena sampah tidak lagi berhamburan, dan apabila ditutup tanah, maka akan terjadi penguraian. Akan tetapi, perlu disadari bahwa plastik dan bahan-bahan semacamnya akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai. Dengan demikian, penimbunan jugangan bukannya memberikan waktu sampah untuk terurai, tapi justru malah membuat pencemaran tanah.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menjual kembali plastik sampah. Akan tetapi, masalah lain timbul yaitu tidak semua plastik disukai pemulung. Yang disukai hanya sekitar botol plastik, gelas plastik, dan saudara-saudaranya. Sangat jarang sekali ada pemulung yang mau menerima plastik kresek bekas atau bahkan plastik putih bekas.
Solusi yang kami buat untuk rumah kami terhadap permasalahan sampah ini adalah dengan membuat bak-bak sampah yang terbagi menjadi 3, yaitu (1) sisa makanan, (2) bahan-bahan mudah terbakar, dan (3) bahan-bahan organik. Sampah pertama yaitu sisa makanan kalau bisa dimanfaatkan dengan diberikan kepada ayam atau kalau punya, ikan lele. Sampah yang mudah terbakar dikumpulkan di satu tempat untuk kemudian dibakar setiap sore. Sampah yang berupa bahan organik dikumpulkan di jugangan agar bisa jadi kompos.
O ya... manajemen sampah ini harus disosialisasikan ke seluruh anggota keluarga lho... Diperlukan kedisiplinan semua anggota keluarga agar pengelolaan sampah mandiri ini bisa berhasil.
Selamat mencoba...
In our life, we might face some problems. Sometime, the problems are interesting to share. On the other time, the solutions are. In this blog, I try to write some parts of my life that I believe interesting to share. Hope you enjoy.
Jumat, 02 Mei 2014
Kamis, 03 April 2014
How to remove "watch in youtube" and video title from embedded video
When users visit your blog, you want to make them stick on your blog, right?
When you embed a Youtube video in your blog, by default it will put a link to the original youtube link (in the title and in the bottom: "watch in youtube"). However, if this happen, your user might follow the link and never come back to your blog.
If you want to remove the links, here are some steps needed:
1. In the video you want to embed, click share --> embed (if you want your user not to be distracted away from your video, then uncheck "Show suggested video when the video finishes"). Now your embedded script should look like this:
2. To remove the "watch on youtube" link in the bottom, you should modify the embedded script as follow (in red). Please note that this parameter (modestbranding) MUST be placed before any other parameters. Therefore, if you have other parameters like "rel" etc, you must put it after modestbranding.
However, in the top you still have a link to youtube.
3. To remove the link, modify the embedded script as follows (in red)
Good luck....
When you embed a Youtube video in your blog, by default it will put a link to the original youtube link (in the title and in the bottom: "watch in youtube"). However, if this happen, your user might follow the link and never come back to your blog.
If you want to remove the links, here are some steps needed:
1. In the video you want to embed, click share --> embed (if you want your user not to be distracted away from your video, then uncheck "Show suggested video when the video finishes"). Now your embedded script should look like this:
<iframe width="560" height="315" src="//www.youtube.com/embed/VIDCODE?rel=0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>Now the embedded videos will not show any related videos (once it finishes), and it allow user to play fullscreen.
2. To remove the "watch on youtube" link in the bottom, you should modify the embedded script as follow (in red). Please note that this parameter (modestbranding) MUST be placed before any other parameters. Therefore, if you have other parameters like "rel" etc, you must put it after modestbranding.
<iframe width="560" height="315" src="//www.youtube.com/embed/VIDCODE?modestbranding=1&rel=0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>Now your player should look like this
However, in the top you still have a link to youtube.
3. To remove the link, modify the embedded script as follows (in red)
<iframe width="560" height="315" src="//www.youtube.com/embed/VIDCODE?modestbranding=1&showinfo=0&rel=0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>Voila, now your player should look like this:
Good luck....
Kamis, 27 Maret 2014
Internet Tri atau XL Super Ngebut?
Teknologi berkembang semakin pesat (halah). Saat ini, saya dan istri saya merasa mulai tergantung dengan internet. Mulai dari urusan kampus, bisnis, pribadi, hampir semuanya mengandalkan internet. Apalagi sekarang kami memulai usaha baru yaitu sprei dan bedcover yang kami beri merk "Angler". Hampir semua komunikasi terutama yang bisnis dilakukan secara online lewat facebook, whatsapp, maupun lewat BBM.
Bagi yang berada di jalur yang dilewati kabel telkom, barangkali internet bukan masalah lagi, karena selama ada jaringan kabel telkom, ada banyak layanan baik dari telkom maupun provider yg lain (misal UIINet). Sayangnya, kami berada di daerah yang cukup jauh dari kabel telkom. Dulu kami pernah mencoba mengajukan ke telkom, tapi syaratnya harus ada minimal 10 orang yang pasang, atau kalau mau membayar sendiri harus merogoh kocek 5 jutaan (hanya untuk instalasi kabel).
Sejak tahun lalu, kami membeli modem dari S***T dan selalu membeli paket 200 ribu per bulan. Awalnya memang bagus, tapi mungkin karena banyak banget penggunanya, kualitasnya semakin menurun. Koneksi yang dulu reliabel akhirnya sering putus. Ya, maklum lah, kan di CDMA ada cell breathing, artinya kalau penggunanya banyak, maka wilayah cakupan dari sebuah BTS jadi semakin berkurang.
Setelah sabar begitu lama dengan layanan yang sering disconnected, akhirnya kami memutuskan untuk mem-pensiun dini-kan modem *M*R* tersebut. Kami memutuskan untuk pindah ke Tri. Tri menawarkan internet yang lumayan murah, yaitu 48 ribu untuk kapasitas 5GB. Menariknya kuota tersebut bisa digunakan seharian penuh.
Karena kami di rumah ndak punya TV, maka kami sering nonton film anak2 dari Youtube. Walhasil, 5GB itu terasa sedikit sekali. Akhirnya, ada taktik baru: mendownload film di kampus (ssssttttt... jangan bilang-bilang), lalu menontonnya di rumah bareng anak2. Tapi, lama2 ngerasa gak enak sendiri karena menghabiskan kuota kampus hanya untuk kepentingan pribadi.
Dari informasi seorang kolega, kami mencoba XL Super Ngebut. Wah, memang bener2 murah. 12GB hanya 20 ribu. Sayangnya kapasitas 12GB ini tidak bisa dipakai seharian. Mereka membuat kebijakan bahwa yang 11GB bisa digunakan dari jam 12 malem sampai 12 siang dan sisanya (1GB) bisa dipakai dari jam 12 siang sampai 12 malem (tapi ya tetep lumayan lah...).
Seandainya anda sedang galau memutuskan apakah Tri atau XL, berikut saya kasih tabel untuk perbandingan.
Udah itu dulu ya... Semoga bisa sedikit jadi bahan pertimbangan.... Besok kalau ada ide insya Allah ditambahin.... Atau kalau mau nambahin di komentar juga sangat-sangat boleh...
*) di daerah saya (Bintaran Kulon, Piyungan, Bantul, Yogyakarta). Di daerah lain mungkin beda
Bagi yang berada di jalur yang dilewati kabel telkom, barangkali internet bukan masalah lagi, karena selama ada jaringan kabel telkom, ada banyak layanan baik dari telkom maupun provider yg lain (misal UIINet). Sayangnya, kami berada di daerah yang cukup jauh dari kabel telkom. Dulu kami pernah mencoba mengajukan ke telkom, tapi syaratnya harus ada minimal 10 orang yang pasang, atau kalau mau membayar sendiri harus merogoh kocek 5 jutaan (hanya untuk instalasi kabel).
Sejak tahun lalu, kami membeli modem dari S***T dan selalu membeli paket 200 ribu per bulan. Awalnya memang bagus, tapi mungkin karena banyak banget penggunanya, kualitasnya semakin menurun. Koneksi yang dulu reliabel akhirnya sering putus. Ya, maklum lah, kan di CDMA ada cell breathing, artinya kalau penggunanya banyak, maka wilayah cakupan dari sebuah BTS jadi semakin berkurang.
Setelah sabar begitu lama dengan layanan yang sering disconnected, akhirnya kami memutuskan untuk mem-pensiun dini-kan modem *M*R* tersebut. Kami memutuskan untuk pindah ke Tri. Tri menawarkan internet yang lumayan murah, yaitu 48 ribu untuk kapasitas 5GB. Menariknya kuota tersebut bisa digunakan seharian penuh.
Karena kami di rumah ndak punya TV, maka kami sering nonton film anak2 dari Youtube. Walhasil, 5GB itu terasa sedikit sekali. Akhirnya, ada taktik baru: mendownload film di kampus (ssssttttt... jangan bilang-bilang), lalu menontonnya di rumah bareng anak2. Tapi, lama2 ngerasa gak enak sendiri karena menghabiskan kuota kampus hanya untuk kepentingan pribadi.
Dari informasi seorang kolega, kami mencoba XL Super Ngebut. Wah, memang bener2 murah. 12GB hanya 20 ribu. Sayangnya kapasitas 12GB ini tidak bisa dipakai seharian. Mereka membuat kebijakan bahwa yang 11GB bisa digunakan dari jam 12 malem sampai 12 siang dan sisanya (1GB) bisa dipakai dari jam 12 siang sampai 12 malem (tapi ya tetep lumayan lah...).
Seandainya anda sedang galau memutuskan apakah Tri atau XL, berikut saya kasih tabel untuk perbandingan.
Tri | XL Super Ngebut | |
Harga | 25rb - 2GB, 48rb - 5GB | 20rb - 12GB |
Pemakaian kuota | Seharian penuh | Hampir semua untuk malam & pagi (12 malam sampai 12 siang) |
Kestabilan koneksi* | Stabil | Kadang putus |
Ketika habis kuota | Bisa mengakses 11 situs favorit | Tidak bisa mengakses apapun |
Cek kuota | internet.tri.co.id atau dengan aplikasi bimatri | 123.xl.co.id atau dengan aplikasi MyXL |
Udah itu dulu ya... Semoga bisa sedikit jadi bahan pertimbangan.... Besok kalau ada ide insya Allah ditambahin.... Atau kalau mau nambahin di komentar juga sangat-sangat boleh...
*) di daerah saya (Bintaran Kulon, Piyungan, Bantul, Yogyakarta). Di daerah lain mungkin beda
Semua ada hikmahnya, tapi kadang kita telat menyadarinya....
Dokter (yang masih) kecil
Terus terang, dulu saat saya kecil saya pengen jadi dokter. Saat SD dan SMP, saya masuk dalam barisan "dokter kecil" yang merupakan duta kesehatan tiap sekolah. Ketika di SMA, salah satu ekstra kurikuler yang saya pilih adalah Palang Merah Remaja (PMR). Entah mengapa, saat itu bayangan jadi dokter begitu indah dan menyenangkan.
Galau...
Menginjak kelas 3 SMA, pandangan tentang masa depan seketika berubah. Bayangan tentang dunia kerja sudah mulai muncul di pikiran. Keinginan jadi dokter seketika sirna gara2 ditanyain Mbak Norma (sekarang ketua PP Nasyiatul Aisyiyah) besok mau ke mana. Ketika saya menyebutkan cita-cita saya jadi dokter, beliau mengatakan bahwa dokter sudah ada di mana-mana. Mbok yang lain saja.
Rasa yang pernah ada....
Walaupun tidak langganan koran, bapak saya sering membeli koran KR. Ndilalah ketika itu ada iklan yang selalu catchy di mata saya, yaitu iklan dari IMKI (Institut Manajemen Komputer Indonesia). Entah mengapa, ketika melihat iklan mereka di KR, ada sebuah perasaan yang seketika itu membuncah (halah...). Dan ketika melihat KR, maka keinginan saya pertama kali adalah mencari iklan IMKI (hahaha...).
Saat itu akhirnya tiba...
Di sebuah ruang bersejarah di salah satu sudut Fakultas Kehutanan UGM, saya mencoba memantapkan hati saya untuk memilih. Dan, bismillah, pilihan pertama itu jatuh pada Ilmu Komputer UGM, dan di jurusan itulah akhirnya saya memulai titian hidup saya.
Mencoba meresapi....
Akhir-akhir ini, entah kenapa, tiba2 saya ingat dengan cita-cita saya dulu sebagai dokter. Saya coba othak athik mathuk kenapa kok Allah memberikan ilmu komputer dan informatika sebagai jalan hidup saya (meskipun akhirnya saya juga bergerak di bidang informatika medis juga.... lagi2 kedokteran... hehehe). Setelah saya mencoba meresapi bagaimana menjalani hidup saya di bidang informatika ini, saya sadar bahwa memang inilah passion saya. Seandainya saya dokter, maka saya harus menghafal berbagai bagian tubuh yang njlimet, hafal gejala penyakit, dan sebagainya, dan itu bagi saya sulit sekali, karena saya susah menghafal (sering lupa). Sebagai orang informatika, saya tidak bisa tenang kalau ada bagian dari koding saya yang masih kurang, bahkan saking tidak tenangnya, sering terbawa mimpi juga (ssssttttt.... pernah juga Allah kasih ide lewat mimpi lho... besoknya tak coba ternyata berhasil... hahahha).
Semua memang ada hikmahnya. Hanya saja kadang kita sadarnya di akhir.....
Terus terang, dulu saat saya kecil saya pengen jadi dokter. Saat SD dan SMP, saya masuk dalam barisan "dokter kecil" yang merupakan duta kesehatan tiap sekolah. Ketika di SMA, salah satu ekstra kurikuler yang saya pilih adalah Palang Merah Remaja (PMR). Entah mengapa, saat itu bayangan jadi dokter begitu indah dan menyenangkan.
Galau...
Menginjak kelas 3 SMA, pandangan tentang masa depan seketika berubah. Bayangan tentang dunia kerja sudah mulai muncul di pikiran. Keinginan jadi dokter seketika sirna gara2 ditanyain Mbak Norma (sekarang ketua PP Nasyiatul Aisyiyah) besok mau ke mana. Ketika saya menyebutkan cita-cita saya jadi dokter, beliau mengatakan bahwa dokter sudah ada di mana-mana. Mbok yang lain saja.
Rasa yang pernah ada....
Walaupun tidak langganan koran, bapak saya sering membeli koran KR. Ndilalah ketika itu ada iklan yang selalu catchy di mata saya, yaitu iklan dari IMKI (Institut Manajemen Komputer Indonesia). Entah mengapa, ketika melihat iklan mereka di KR, ada sebuah perasaan yang seketika itu membuncah (halah...). Dan ketika melihat KR, maka keinginan saya pertama kali adalah mencari iklan IMKI (hahaha...).
Saat itu akhirnya tiba...
Di sebuah ruang bersejarah di salah satu sudut Fakultas Kehutanan UGM, saya mencoba memantapkan hati saya untuk memilih. Dan, bismillah, pilihan pertama itu jatuh pada Ilmu Komputer UGM, dan di jurusan itulah akhirnya saya memulai titian hidup saya.
Mencoba meresapi....
Akhir-akhir ini, entah kenapa, tiba2 saya ingat dengan cita-cita saya dulu sebagai dokter. Saya coba othak athik mathuk kenapa kok Allah memberikan ilmu komputer dan informatika sebagai jalan hidup saya (meskipun akhirnya saya juga bergerak di bidang informatika medis juga.... lagi2 kedokteran... hehehe). Setelah saya mencoba meresapi bagaimana menjalani hidup saya di bidang informatika ini, saya sadar bahwa memang inilah passion saya. Seandainya saya dokter, maka saya harus menghafal berbagai bagian tubuh yang njlimet, hafal gejala penyakit, dan sebagainya, dan itu bagi saya sulit sekali, karena saya susah menghafal (sering lupa). Sebagai orang informatika, saya tidak bisa tenang kalau ada bagian dari koding saya yang masih kurang, bahkan saking tidak tenangnya, sering terbawa mimpi juga (ssssttttt.... pernah juga Allah kasih ide lewat mimpi lho... besoknya tak coba ternyata berhasil... hahahha).
Semua memang ada hikmahnya. Hanya saja kadang kita sadarnya di akhir.....
Jumat, 21 Februari 2014
Itungan Prapatan
Di suatu sore di saat jalanan sangat ramai karena orang-orang yang pulang kerja, ada beberapa orang yang mangkal di prapatan ring road jalan wonosari. Ada yang menggelar pertunjukan angklung dan ada yang menggelar topeng monyet. Sambil memperhatikan mereka, saya iseng-iseng ngitung berapa potensi pendapatan mereka.
Dengan asumsi bahwa lampu hijau di setiap sisi jalan menyala selama 20 detik, maka berarti kendaraan akan berganti setiap menit. Dengan asumsi bahwa setiap kali lampu merah menyala, hanya satu orang yang memberi sejumlah Rp. 500, maka dalam satu jam, uang yang didapatkan adalah sebanyak 500x60 = 30.000. Seandainya dia ngetem seharian selama 5 jam, maka jumlah uang yang didapatkan selama 5 jam tersebut adalah 30.000 x 5 = 150.000. Jika dia ngetem di sana setiap hari, maka jumlah uang yang didapatnya adalah 150.000 x 30 = 4.500.000. Wow... banyak juga ya, lebih banyak daripada gajiku. Hehehe... Itu saja asumsinya ngasihnya cuma 500 rupiah dan hanya 5 jam sehari. Kalau sekali lampu merah pada ngasih 5 ribu, maka jika sama ngetem 5 jam, maka per bulan bisa dapat 45 juta. Wow.... potensi pendapatan yang besar sekali... Hehehe... :D
Sekarang baru paham kenapa pengemis dan pengamen trus akhirnya jadi profesi orang, dan kenapa dulu pada protes ke Ridwan Kamil saat mereka direkrut untuk jadi tukang sapu jalan. Ah, tukang sapu jalan gajinya cuma berapa. Wong sama dosen aja gaji pengemis masih jauh lebih mendhing... :D
Sebagai penutup tulisan ini, ijinkan saya mengutip dua buah hadis
Wallahu a'lam bisshowaab.
Dengan asumsi bahwa lampu hijau di setiap sisi jalan menyala selama 20 detik, maka berarti kendaraan akan berganti setiap menit. Dengan asumsi bahwa setiap kali lampu merah menyala, hanya satu orang yang memberi sejumlah Rp. 500, maka dalam satu jam, uang yang didapatkan adalah sebanyak 500x60 = 30.000. Seandainya dia ngetem seharian selama 5 jam, maka jumlah uang yang didapatkan selama 5 jam tersebut adalah 30.000 x 5 = 150.000. Jika dia ngetem di sana setiap hari, maka jumlah uang yang didapatnya adalah 150.000 x 30 = 4.500.000. Wow... banyak juga ya, lebih banyak daripada gajiku. Hehehe... Itu saja asumsinya ngasihnya cuma 500 rupiah dan hanya 5 jam sehari. Kalau sekali lampu merah pada ngasih 5 ribu, maka jika sama ngetem 5 jam, maka per bulan bisa dapat 45 juta. Wow.... potensi pendapatan yang besar sekali... Hehehe... :D
Sekarang baru paham kenapa pengemis dan pengamen trus akhirnya jadi profesi orang, dan kenapa dulu pada protes ke Ridwan Kamil saat mereka direkrut untuk jadi tukang sapu jalan. Ah, tukang sapu jalan gajinya cuma berapa. Wong sama dosen aja gaji pengemis masih jauh lebih mendhing... :D
Sebagai penutup tulisan ini, ijinkan saya mengutip dua buah hadis
"Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya" [Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 1471, 2075)].
"Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya".[Muttafaqun ‘alaihi. HR al-Bukhâri (no. 1474) dan Muslim (no. 1040 (103))]
Wallahu a'lam bisshowaab.
Sabtu, 08 Februari 2014
Kilatan Ide
Great minds discuss ideas,Anda pasti tidak asing lagi dengan quotation tersebut. Ya, pikiran orang besar penuh dengan ide, pikiran orang sedang penuh dengan kegiatan dan pikiran orang kecil penuh dengan pikiran tentang orang lain. Mengapa ide hanyalah milik orang-orang besar? Karena semua hal besar diawali dengan sebuah ide, kemudian diikuti dengan ide-ide yang lain yang menyempurnakannya. Kemenangan umat Islam di perang parit (khandaq) juga diawali oleh sebuah ide brilian dari Salman al-Farisi. Konsep gaya gravitasi pun juga diawali dengan sebuah ide yang muncul ketika Newton kejatuhan sebuah apel. Ya, sesuatu yang besar pasti diawali oleh sebuah ide.
Average minds discuss events,
Small minds discuss people
(Eleanor Roosevelt, 1884-1962)
Dalam perjalanan hidup kita, terkadang Allah memberikan kepada kita kilatan-kilatan ide pada saat yang kadang tidak kita duga-duga. Ketika kita kemudian memikirkan ide tersebut lebih dalam, seringkali kita menemukan bahwa ide tersebut benar-benar brilian dan apabila kita realisasikan, ide tersebut akan menjadi sesuatu yang bagus atau besar. Saat itulah yang disebut sebagai "Eureka Moment". Dalam refrence.com, eureka moment diartikan sebagai:
A moment at which a person realizes or solves somethingKetika mengalami eureka moment, maka ide tersebut bukan lagi hanya sebuah kilatan. Ia berubah menjadi sebuah berlian. Berlian tersebut harus kita jaga agar tidak hilang. Untuk ide, agar tidak hilang, maka ide tersebut harus kita rekam atau langsung kita realisasikan. Jika tidak, maka kita akan kehilangan momentum eureka-nya. Permasalahannya, terkadang eureka moment itu muncul saat kita tidak bisa merealisasikan (misal saat di atas pesawat terbang atau saat nanggung lainnya - bahkan di WC - hehehe). Lalu, bagaimana kita menjaga momentum eureka?
Ada banyak cara orang-orang besar menindaklanjuti eureka moment yang mereka alami. Beberapa di antaranya adalah:
1. Merekam ide dalam bentuk suara di dalam voice recorder (atau di handphone mereka). Beberapa ide lebih mudah direpresentasikan dalam bentuk suara, misal apa yang harus diucapkan dalam pidato sambutan besok hari, kalimat pertama yang harus diucapkan ketika bertemu klien, ide lagu yang diciptakan, puisi, dan sebagainya.
2. Merekam ide dalam bentuk tulisan. Beberapa ide lebih mudah direpresentasikan dalam bentuk tulisan, seperti ide tentang bentuk warung yang akan dibuat, ide desain produk kita, ide formula yang akan digunakan dalam tesis, dan sebagainya.
3. Segera menghubungi orang yang bisa merealisasikan ide kita. Cara ini dulu pernah disampaikan supervisor saya ketika beliau mengisi kuliah Research Methodology. Kadang ketika beliau membimbing riset mahasiswa, tiba-tiba ada ide tentang riset mahasiswa. Ketika itu, maka yang beliau lakukan adalah segera menelpon mahasiswanya kemudian membicarakan ide tersebut.
Ide memang seperti kilat,
Dia bisa tiba-tiba muncul, lalu tiba-tiba hilang,
Ketika ide tersebut kita pikirkan lebih lanjut, maka ia berubah jadi berlian,
Jika tidak kita openi, maka dia juga akan hilang.
Jumat, 31 Januari 2014
600 juta dari Rasulullah
Dalam Sirah Ibnu Hisyam 1/236.2/26, diceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad menikah dengan Ibunda Khadijah, beliau berusia 25 tahun dengan mas kawin dua puluh ekor unta betina.
Berapa harga seekor unta?
Dari http://www.icinfo.org/pages/camelprice.html, kita ambil yang paling mahal saja -karena Rasulullah pasti menghadiahkan pemberian terbaik- harga seekor unta betina yang hamil lebih mahal dari 2500 USD. biar mudah, ambil saja 2500 USD atau dengan kurs yang berlaku saat tulisan ini ditulis, sekitar 30 jutaan. Dengan demikian, karena harga seekor unta adalah sekitar 30 juta, maka harga 20 ekor unta betina adalah sekitar 600 juta.
Dalam usia 25 tahun, bisa memberikan mas kawin sebegitu besar menurut saya sangat luar biasa. Dulu saya pas nikah (umur 24) mas kawin saya cuma seperangkat alat shalat yang harganya tidak seberapa. Hiks....
Kenapa Rasulullah bisa memberikan sebegitu banyak?
Karena rasulullah adalah pedangang sukses yang dipercaya banyak orang karena kejujurannya. Selain itu, keterampilan rasulullah berdagang juga sudah diasah semenjak sangat belia (umur 12 tahun) ketika ikut berdagang paman beliau Abu Thalib ke Syam. Dengan bekal kejujuran dan ketrampilan tersebut, beliau mampu meraup banyak keuntungan ketika bekerja di bawah perusahaan Khadijah.
Yuk berhitung
Jika ada pemuda yang ingin menikah seperti Rasulullah yang sanggup memberikan mahar sebegitu besar, kira2 begini perhitungan mundurnya:
a. Misal per bulan anda bisa menabung 2 juta, maka uang 600 juta akan terkumpul selama ((600/2 juta)/12 bulan) = 25 tahun. Kalau anda mulai bisa menabung dari usia anda lulus kuliah (22 tahun), maka anda baru akan menikah di usia 22 + 25 = 47 tahun... Hmmm... :D
b. Dengan jumlah tabungan per bulannya sama dengan poin a, tapi anda mulai bekerja sejak usia SMP (11 tahun), maka anda bisa menikah di usia 11 + 25 = 36 tahun... Lumayan... :D
c. Kalau anda sudah bisa sukses dan per bulan bisa menabung 4 juta, maka uang 600 juta akan terkumpul 12,5 tahun. Jika anda ingin menikah umur 25 seperti nabi, maka anda harus mulai bekerja dan menabung sebanyak itu sejak usia anda 12,5 tahun.
d. Jika berharap menikah dengan mahar sebanyak itu, tapi baru bekerja setelah lulus kuliah, maka per bulan anda harus mengumpulkan sebanyak ((600/3)/12) = 16 juta.
Jika memang bisa seperti di hitung2an di atas, alhamdulillah. Tapi kalau tidak, tuntunan dari Rasulullah sebenarnya sangat ringan kok.
Jadi, mau yang 600 juta atau 400 ribu rupiah? :D
Berapa harga seekor unta?
Dari http://www.icinfo.org/pages/camelprice.html, kita ambil yang paling mahal saja -karena Rasulullah pasti menghadiahkan pemberian terbaik- harga seekor unta betina yang hamil lebih mahal dari 2500 USD. biar mudah, ambil saja 2500 USD atau dengan kurs yang berlaku saat tulisan ini ditulis, sekitar 30 jutaan. Dengan demikian, karena harga seekor unta adalah sekitar 30 juta, maka harga 20 ekor unta betina adalah sekitar 600 juta.
Dalam usia 25 tahun, bisa memberikan mas kawin sebegitu besar menurut saya sangat luar biasa. Dulu saya pas nikah (umur 24) mas kawin saya cuma seperangkat alat shalat yang harganya tidak seberapa. Hiks....
Kenapa Rasulullah bisa memberikan sebegitu banyak?
Karena rasulullah adalah pedangang sukses yang dipercaya banyak orang karena kejujurannya. Selain itu, keterampilan rasulullah berdagang juga sudah diasah semenjak sangat belia (umur 12 tahun) ketika ikut berdagang paman beliau Abu Thalib ke Syam. Dengan bekal kejujuran dan ketrampilan tersebut, beliau mampu meraup banyak keuntungan ketika bekerja di bawah perusahaan Khadijah.
Yuk berhitung
Jika ada pemuda yang ingin menikah seperti Rasulullah yang sanggup memberikan mahar sebegitu besar, kira2 begini perhitungan mundurnya:
a. Misal per bulan anda bisa menabung 2 juta, maka uang 600 juta akan terkumpul selama ((600/2 juta)/12 bulan) = 25 tahun. Kalau anda mulai bisa menabung dari usia anda lulus kuliah (22 tahun), maka anda baru akan menikah di usia 22 + 25 = 47 tahun... Hmmm... :D
b. Dengan jumlah tabungan per bulannya sama dengan poin a, tapi anda mulai bekerja sejak usia SMP (11 tahun), maka anda bisa menikah di usia 11 + 25 = 36 tahun... Lumayan... :D
c. Kalau anda sudah bisa sukses dan per bulan bisa menabung 4 juta, maka uang 600 juta akan terkumpul 12,5 tahun. Jika anda ingin menikah umur 25 seperti nabi, maka anda harus mulai bekerja dan menabung sebanyak itu sejak usia anda 12,5 tahun.
d. Jika berharap menikah dengan mahar sebanyak itu, tapi baru bekerja setelah lulus kuliah, maka per bulan anda harus mengumpulkan sebanyak ((600/3)/12) = 16 juta.
Jika memang bisa seperti di hitung2an di atas, alhamdulillah. Tapi kalau tidak, tuntunan dari Rasulullah sebenarnya sangat ringan kok.
Rasulullah SAW bersabda: mahar yang terbaik adalah yang paling murah (HR Abu Daud - dishahihkan oleh al-Hakim)Ketika Rasulullah menikah dengan istri-istri beliau selain Ibunda Khadijah, mahar yang beliau berikan adalah 500 dirham atau sekitar 130 riyal atau sekitar 400 ribu rupiah.
Jadi, mau yang 600 juta atau 400 ribu rupiah? :D
Langganan:
Postingan (Atom)